Foreword

Assalamu'alaikum. Welcome to this plain, mediocrely designed hut of mine. I love to write, and this is where I write. Things that I write, there might be mistakes in them. I seek refuge in Allah swt for me and you from the harm my writing may bring. Any good from it, may He swt reward me for that and spread the good to others. Any words that appear displeasing to you, don't take it to heart for I don't intend to hurt anyone in any way. Any advices I put forward, may Allah swt give me the taufiq to first act upon them, for they might testify against me in the hereafter. Jazakallah Khair.

Saturday, October 9, 2010

my hijab, your hijab, our hijab

Assalamualaikum. Hm..let's share knowledge this time. The following writing will somewhat clarify the blurred understanding about the boundaries (hijab) between men and women in Islam;

Antara Batas-batas Pergaulan Lelaki dan Perempuan:

1) Menahan pandangan dari kedua belah pihak.
Ertinya, tidak boleh melihat aurat, tidak boleh memandang dengan syahwat, tidak berlama-lama memandang tanpa ada keperluan. Allah swt berfirman; "Katakanlah kepada orag laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mere perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya..." (surah an-Nur; 30-31)

2) Pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan yang dituntunkan syara', yang menutup seluruh tubuh bada selain muka dan telapak tangan. Jangan tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan bentuk tubuh. Allah swt berfirman; "...dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya..." (surah an-Nur; 31) Diriwayatkan daripada beberapa sahabat r.hum bahawa perhiasan yang biasa tampak adalah muka dan tapak tangan. Allah swt berfirman mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan; "...yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu..." (surah al-Ahzab; 59) Dengan pakaian tersebut, dapat dibezakan antara wanita yang baik-baik dengan wanita nakal. Terhadap wanita yang baik-baik, tidak ada lelaki ayng suka mengganggunya, sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk menghormatinya.

3) Mematuhi adab-adab wanita muslimah dalam segala hal, terutama dalam pergaulannya dengan lelaki.

a) Dalam perkataan, harus menghindari perkataan yang merayu dan membangkitkan rangsangan. Allah swt berfirman; "...maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (surah al-Ahzab; 32)

b) Dalam berjalan, jangan memancing pandangan orang. Firman Allah swt; "...dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan..." (surah an-Nur; 31) Hendaklah mencontohi wanita yang dijelaskan oleh Allah swt dengan firman-Nya; "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan..." (surah al-Qashah; 25)

c) Dalam gerak, jangan berlengang-lenggok seperti yang disebut dalam hadith; "(Iaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan lelaki cenderung kepada kerosakan (kemaksiatan)" (HR Ahmad dan Muslim) Jangan sampai ber-tabarruj (menampakkan aurat) sebagaimana yang dilakukan wanita-wanita jahiliah dahulu ataupun jahiliah modern.

4) Menjaukan diri daripada bau-bauan yang harum
dan warna-warna perhiasan yang seharusnya dipakai di rumah, bukan di jalan dan di dalam pertemuan-pertemuan dengan kaum lelaki.

5) Jangan berduaan (lelaki dan perempuan) tanpa disertai mahram. Banyak ahadith sahih yang melarang hal ini seraya mengatakan, "Kerana yang ketiga adalah syaitan." Jangan berduaan sekalipun dengan kerabat suami atau isteri." Sehubungan dengan ini, terdapat hadith yang berbunyi; "Janganlah kamu masuk ke tempat wanita." Mereka (sahabat r.hum) bertanya, "Bagaimana dengan ipar wanita?" Baginda saw menjawab, "Ipar wanita itu membahayakan." (HR Bukhari) Maksudnya, berduaan dengan kerabat suami atau isteri dapat menyebabkan kebinasaan, kerana boleh terjadi mereka duduk berlama-lama hingga menimbulkan fitnah.

6) Pertemuan itu sebatas keperluan yang dikehendaki untuk bekerjasama, tidak berlebih-lebihan yang dapat mengeluarkan wanita daripada narui kewanitaannya, menimbulkan fitnah, atau melalaikannya daripada kewajiban sucinya mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak.

It is hard really nowadays to observe all these etiquette, as hardships of sticking with Islam in these trying times is like holding on to a burning coal. But, the rewards are tremendous for those who understand. May Allah swt give us the taufik to learn our Deen, & act upon our knowledge though gradually insyaAllah. =)

Wallahua'lam

Credit: kikidewee10