"prisoners" at ICR

Yesterday a jama'ah of about 20 madrasah students came to ICR for the month's khuruj. Among them were a couple of adults, including an uztaz teaching at the madrasah and a mufti from New York City. It's become part of the policy for madrasahs with da'wah that the students should spend one day in khuruj every month. Regular students like us are encouraged to spend one and a half days, whereas the general adults should spend complete 3 days a month. We did jaulah with them after 'Asar. Two groups went out; Wae took one group to the Yamanese masjid, and I took the other smaller group to visit the Malaysians. I love being in the company of madrasah students and I'd be delighted every time I get to go in khuruj with them. I've always envied those bright faces, thinking how blessed they are and how blessed their parents are that their kids are enrolled in the path of preserving the knowledge Deen. I see these kids as profitable investments of the parents for their akhirah. Now I wonder if I've had any significant investment for mine. I undertand, with the correct intention, striving to get a degree is also a rewardable good deed, but still when I look at those faces long enough I wouldn't realize when my eyes started welling up with tears. Yes, every now and then I would hear this consoling remark, "If you go to college with the right intention to please Allah you'll be rewarded for that.." But I can't quite confirm if all this while my intention has always been to please Allah. Anyway, later after Maghrib we listened to a bayan by the mufti. Among the point I can remember was that it doesn't matter if you're not doing a lot of solah or making enough dzikir..when you go out and see the real condition of the ummah, your heart will cry, and then you'll get the concern and appreciation for this Deen, from which the practice will follow. Otherwise, if we stay at home we'll see that everything is fine and nothing wrong is going on, and slowly we'll stop making effort on this Deen altogether. Also glad to hear from the mufti that even Al-Azhar now have started sending jama'ahs out and the grand masyaikh are stepping into this effort of da'wah. Yet another door is opened by Him. ALHAMDULILLAH. ^^

jambatan pulau pinang?

Sebagai manusia, kita tidak boleh lari dari perubahan fasa kehidupan. Dan setiap perubahan fasa ini biasanya datang dengan tanggungjawab dan ekspektasi yang baru untuk dipenuhi. Sebagai contoh, saya mungkin akan meninggalkan fasa seorang pelajar tak lama lagi dan berpindah ke alam pekerjaan (tua dah). Kehidupan kita di detik ini bukanlah semata-mata untuk memikirkan bagaimana untuk menghadapi masa depan. Sebaliknya, detik ini juga perlu dihadapi dan digunakan dengan sebaiknya, kerana mungkin masa depan yang diharapkan itu tidak akan kunjung tiba. Tapi tak dinafikan, saya juga telah siap sedia dengan pelbagai perancangan di minda. Mungkin perkara yang paling menakutkan tentang masa depan adalah ketidakpastian. Tapi dari satu sudut, ketidakpastian inilah yang menambahkan perisa dan rencah kehidupan. Bagi kita umat Islam yang beriman dengan Lailahaillallah, ketidakpastian ini sepatutnya bukanlah satu masalah besar..kerana kita (sepatutnya) meyakini bahawa Allah swt telah menetapkan qada' dan qadar-Nya. Segala yang akan berlaku sudah digariskan di Lauh Mahfuz 50,000 tahun sebelum alam tercipta. Betapa telitinya ketetapan Allah swt sehinggakan tahap kepandaian atau ketidakpandaian seseorang pun telah dituliskan. Oleh itu, apa sahaja yang bakal dihadapi kelak, baik atau buruk, diyakini akan ada hikmahnya dengan syarat usaha yang terbaik dari si hamba telah dipersembahkan. Mungkin kita (saya) memahami perkara ini, tetapi untuk meyakini bahawa rezeki, jodoh telah ditetapkan bukanlah mudah.

Bak kata seseorang;

"Bila bercakap soal jodoh, ramai memilih untuk berusaha keras mencari walaupun sedar hakikat jodoh sudah ditentukan. Tapi bila bercakap soal hidayah, ramai pula memilih untuk menunggu biarpun sedar hidayah itu perlu dicari, bukannya jatuh ke riba."

Kebanyakan yang kita (saya) risaukan dan kejarkan di dunia ini sekarang adalah merupakan perkara-perkara yang telah pun ditetapkan oleh Allah swt. Satu perkara yang tidak ditetapkan tetapi jarang-jarang dirisau dan dikejarkan: hidayah. Hidayah itu bukan cuma untuk orang yang belum beriman. Orang yang (kononnya) sudah beriman juga perlukan hidayah, bahkan mungkin lebih lagi. Hidayah yang dimaksudkan adalah hidayah untuk memperbetul dan memperbaiki iman. Kerana takut-takut iman yang kita miliki sekarang ini tidak mengikut piawaian yang ditetapkan oleh Allah swt. Maka alangkah ruginya jika 'amalan yang menggunung tinggi (kalau ada lah) itu nanti ditolak kerana iman yang rosak. Na'uzubillah. Perjalanan kita masih panjang, bukan di sini, tapi selepas "di sini." Barzakh, Mahsyar, Sirat, Mizan adalah merupakan fasa-fasa yang kita akan tempuhi, dan fasa-fasa ini bukanlah pendek seperti fasa yang kita lalui di sini. Barzakh bukanlah seperti tidur di malam hari menunggu hari esok. Mahsyar bukanlah seperti berbaris menunggu nombor giliran di hospital. Sirat bukanlah seperti melintasi jambatan Pulau Pinang sambil menikmati pemandangan, dan Mizan bukanlah seperti menghadapi debaran keputusan SPM. Justeru itu, saya menyeru diri sendiri dan sahabat2 sekalian untuk memanjangkan perancangan yang kita usahakan, daripada 20-30 tahun akan datang kepada 500 tahun akan datang. Bagaimanakah keadaan kita ketika itu ditentukan dengan perancangan hari ini. Wallahua'lam.

P/s: Wah..rasa macam sebuah pencapaian menulis dalam Bahasa Ibunda. ^^

not a bedtime story

I remember reading an article in USA Today about how people in the US are preparing for the doomsday, aka the apocalypse. In a way, I'm really impressed by how determined some of them to prepare for the destruction to come, despite their confused understanding of what the doomsday really is. The kinds of preparation made include building up so-called anti-apocalypse underground bunkers for protection, storing up food supplies in one place in the hope to kind of "outlast" the catastrophic period, and brushing up on basic survival skills to increase chances of surviving. As much worry has this issue sparked in some of the groups, there are also others who just couldn't care less about it. I don't know exactly what they have in mind for being so "calm." Either they have given up altogether, realizing there's nothing significant they could do against it, or they have taken up the idea that we should enjoy the remaining bits of our life and forget about the negative thoughts. As great an effort they are making to preserve their survival on the face of the Earth, these people are missing the critical point that even the Earth won't survive the doomsday. In essence, the doomsday does not begin when the Earth is broken in half, or when the world's natural resources are completely depleted, or when the tyrant rulers wiped out an entire nation. Step back a little: Our very own doomsday begins when we die.

As for us Muslims, we believe that it's not the doomsday that we're preparing for, but it's actually what will happen afterwards that we should be concerned about. Perhaps one thing that we share in common with the non-Muslims is the belief that the last day will surely come and we've got to prepare for it somehow. But for us Muslims this 'somehow' has been clearly interpreted and clarified. How fortunate we are, not only have we been foretold about the imminent and inevitable coming of this day, but we've also been taught how exactly we should prepare for it in detail. Look around you at those non-Muslims. They are great people who live by high moral standards. They are very receptive, helpful, and friendly. Look how good their manners and characters are. How many humanitarian missions are led by the non-Muslims? Countless. They believe that as long as they utilize their life doing good, they'll end up good. But this is where Iman comes into play; A non-believer may give a mountain of gold in charity but will not receive anything in reward. But a believer may give a small date in charity and may receive a mountain of reward. Sometimes, when I think of it, it makes me feel very grateful for being a Muslim..and at the same time I feel sorry for them for being deprived of the truth. Those who live among the non-Muslims, you should be able to relate to this. Don't we feel sorry for them? So who will reach out to them and tell them the truth?

P/s: A white American accepted Islam at ICR just recently, and this brother's been coming to the masjid every single day to learn. Every time I peek a glance at him, I can see a noor of contentment on his face; the contentment of finally knowing the truth. =)

whose counts?

'Aishah radhiallhu'anha once wrote a letter to Mu'awiyah, in which it says;

 سَلاَمٌ عَلَيْكَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ: "مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ." وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ.

`Aishah (May Allah be pleased with him) narrated that Allah's Messenger (May the peace and blessing of Allah be upon him) said: "Whoever seeks Allah's pleasure at the cost of men's displeasure, will win the pleasure of Allah and Allah will cause men to be pleased with him. Whoever seeks to please men at the cost of Allah's displeasure, will win the displeasure of Allah, and Allah will cause men to be displeased with Him." [Reported by Ibn Hibban in his Sahih]

“Salam untukmu. Amma Ba’du. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Barang siapa mencari redha Allah dengan membuat manusia murka, maka Allah akan bereskan urusannya dengan sesama manusia. Tetapi barang siapa mencari redha manusia dengan membuat Allah murka maka Allah akan serahkan orang tersebut kepada manusia’ Wassalamu ‘alaika.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Sahihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadith ini sahih)

The Prophet informs us in this Hadith that whoever sought Allah's Pleasure by obeying His Commands and abstaining from all of that which He has prohibited, without caring whether or not he pleased others and without paying heed to their insults and oppression, will achieve Allah's Pleasure and He will place love for that person in the hearts of mankind; but as for him who tried to please the people at the expense of his Religion, he will incur the Wrath of Allah, Most Glorified, Most High, and He will place hate of that person in the hearts of the people as a punishment for him because of his bad intentions - one only has to look at the present situation in the Muslim world to see the truth of this.

p/s: If you're doing something, or refraining from something for the sake of Allah, you have no reason whatsoever to despair despite the trials and tribulations you run into..for Allah's pleasure is the one that counts..wallahua'lam

enlightening!

Subhanallah..may Allah swt reward you Sheikh for your unbiased clarification. It is hard really to find a pure-hearted 'alim like you nowadays, when the line between the true scholars and the worldly scholars has been blurred. We don't go on TV or YouTube..so all that we hear about this effort are the negatives. Then you came forth giving your truest sincere opinion, despite not being directly involved yourself. This means the world to us..

Syeikh Nuruddin al Banjari:
Penerangan Tentang Jemaah Tabligh (1)

Syeikh Nuruddin al Banjari:
Penerangan Tentang Jemaah Tabligh (2)

None can grant understanding other than Allah swt alone. To those who are stepping into this effort, don't get discouraged by those negative comments you hear around. The criticism has been going on for the longest of time, but Allah swt has kept this effort until now..and by His will millions are benefiting from it. One thing to remember for myself and others insyaAllah; This effort will not be brought down by those outside, because it is in the protection of Allah..but it is those who are inside who are the greatest threat to it. So lets try our best not to be a fitna to this precious effort. To me personally, this effort is a GIFT in this edge of fahsya' and munkar.

Inspired by: GERBANG UTAMA

p/s: Allah swt adalah Pemelihara kepada yang HAK..KEBATILAN tidak akan kekal di muka bumi. Semoga Allah merahmati sesiapa sahaja yang berusaha untuk menegakkan agama-Nya di medan dakwah dgn apa-apa cara pun..wallahua'lam. =)

Trinidad and Tobago

Bestnya hujung minggu ni keluar ke Lackawanna..tempat masjid orang Yaman tu. Ni kali kedua aku akan keluar kat sana..first time khuruj ke sana dalam bulan 10 thn lepas. Memandangkan sekarang ni pun tgh cuti sekolah bagi kebanyakan high school, dengar ceritanya memang ramai budak-budak yang akan join jemaah ni. Bagus2..the more the merrier kan. Dengar cerita lagi Syeikh Yahya, 'alim dari Somalia yang pernah muncul dalam entry sebelum ni pun akan luangkan masa untuk mudzakarah dgn student2 ni suma..hm..masa yg bagus utk menimba 'ilmu! Aku mmg sgt excited kalau ada 'alim yg keluar sekali dalam jemaah..always learn a lot from them. Ulama' ul haq pewaris para Nabi..siapa itu ulama' ul haq? Mereka itu lah ulama' yg amalkan sunnah dan perjuangkan apa yang Rasulullah perjuangkan. Tapi sekarang ulama' semakin menghilang (berkurang)..golongan lain pulak yg semakin bertambah..salah satu petanda kiamat dah dekat tu..hingga satu tahap kejahilan akan berleluasa; Dua orang akan berbalah & berhujah tentang perkara agama sedangkan dua2 pun takde 'ilmu tentang perkara tu. Menakutkan? So do make your children an 'alim ok..bagi yg dah ada lah..=)

Apa lagi update ye..ha..Satu jemaah 40 hari akan keluar ke Trinidad and Tobago pada 1 hb Mei ni insyaAllah. Kalau nak tau kat mana tempat tu boleh lah tanya Mr. Google Map sbb aku pn xberapa nak tau..tapi somewhere dekat2 dgn Caribbean Sea la. Alhamdulillah kami di Rochester ni ada wakil yang akan turut serta iaitu Br. Intikhab. Jadi kami di sini minta doa dari semua agar segalanya berjalan lancar bagi jemaah ni. Semoga dengan pengorbanan mereka hidayah tersebar di penjuru-penjuru dunia. InsyaAllah semoga Allah pilih aku dan kawan2 utk keluar jauh2 seluruh dunia.."Belajar agama, faham agama, sebar agama.." [Pak Su, 2009]

Sekarang ni kebanyakan dekat sini semua tgh bertungkus lumus prepare utk Malaysian Night hujung minggu ni, sebuah yearly event utk promote Malaysian cultures. Memang terasa agak kekok sebab tak dapat nak membantu..bukan kami di sini taknak membantu tapi kami ada prinsip yg dipegang..dan selagi terdaya akan kami pertahankan. Mungkin orang akan kata kitorang ni kolot or anything but it's fine..kami hanya buat yg termampu utk diri kami. Aku sendiri takkan mampu utk bertahan sendiri..byk kekurangan & kelemahan, but thanks to my sahabat2 who are always here for me to take example from..I do learn a lot from them. Anyway I wish them all the best in the event and may something good turn out from it..=) Wallahua'lam...

p/s: Actually next week Monday ada exam..tapi nak keluar jugak! Kena start belajar awal skit lah nampaknya..hm..taknak lose khuruj lagi mcm haritu because of my poor planning.

di mana aku?

Alhamdulillah..

Lab report dah hantar dan exam 1 GE pun dah lepas (tak habis2 dgn GE pun). Lega rasanya..sekarang semuanya nampak bergerak dengan lebih perlahan dan munasabah. Tapi ni baru permulaan..lepas ni ada 40-60 mukasurat lab report menanti..huhu. Hari tu dah stay up sampai pukul 3, kalau yang ni tak taulah. Sekarang ni rasa agak gembira sebab eksperimen yang aku buat semalam menjadi..dengan jayanya. Aku dan lab partner aku, Amer, selalu macam agak ketinggalan bila buat eksperimen ni..tapi at the end of the day we always managed to pull through. You know how it feels..lepas dah penat2 kerja, pastu kita dibayar gaji. Tapi sepatutnya sekarang ni kena sedih jugak..sebab dah jarang dapat pegi masjid dan hadir mesyuarat harian. In fact, inilah yang sepatutnya paling disedihkan. Nak difikirkan..kalau ini ujian..sekarang aku memang sangat teruji..fikir risau untuk agama dah semakin pudar nih..haritu time orang lain pergi charge 'bateri' ke Buffalo aku duk habiskan bateri kat rumah..aduih. Bila situasi macam ni berlaku, aku tau aku perlukan kawan-kawan seperjuangan to keep the semangat alive and burning. Subhanallah..It's a great thing to have them around!

Hati ni sangat terkesan dengan suasana..bila dah selalu habiskan masa dalam suasana dan percakapan duniawi, sikit-sikit iman akan haus. Myself in particular is very susceptible to my surrounding atmosphere..and it always gets me worried when I have to be away from the atmosphere I'm supposed to spend much time in. Bila usaha untuk dunia dah take over mmg susah nak nampak indahnya usaha untuk akhirat. Sebab akhirat memang tak boleh dilihat..ianya tersembunyi..dan salah satu cara untuk menjadikannya 'kelihatan' adalah dengan banyakkan bercakap dan mendengar tentang perkara-perkara akhirat..which is something I've been missing lately. At times, I do have to ask myself, "Where am I?" Aku berlari ke arah dunia sedang aku menuju ke akhirat. Sekuat mana pun aku lari ke arah dunia aku tak akan dapat mencapainya..dan sekuat mana pun aku lari daripada akhirat aku tak akan dapat mengelaknya. On the other hand, kat dunia ni apa yang diusahakan boleh nampak terus resultsnya..kat rumah ni ha, gambar results gel electrophoresis belambak-lambak nak kena tampal dalam lab notebook. And just for the record I'd like to show u one of those;

Figure 1. Bands of DNA extracted from poor bacteria.

P/S: Tiba-tiba terfikir pasal Malaysia..sesungguhnya perutku semakin terseksa oleh keterpaksaan untuk makan makanan-makanan di sini..dah tak sabar nak balik rumah ni. Rindu nak makan to my stomach's preference. Rindu nak pergi markaz Sri Petaling. Rindu nak ke masjid nek motor dengan ayah with nothing getting in the way..the best thing a father & a son could ever do together! =)

can't I enjoy my youth?

*Sebuah post ditujukan kepada diri penulis*

"I just want to concentrate on my studies at the moment, do what youngsters have to do, and don't want any interruptions. I'll shift my focus to learning Islam when I get an established job, have settled down and have a family."

This is a plain deception from syaitan, the kind of thinking he wants us to have. May Allah protect us all from it. By saying this, am I not being arrogant? It is as if I am certain that I will still be alive for the next five, ten years to come. Forget about years, I might not even make it to school, or job tomorrow. There's no guarantee that I'll still be breathing for the next five minutes even. Being young, I think it's very "unlikely" for me to die? The Akhirah seems very far away that talking about it now doesn't sound right. Well, I still got at least 40-50 years to go, so what's there to worry about? Yes there is. The reality is, the Akhirah is so close to me that I don't realize it's just beneath my feet. The land that I step on every day, underneath it is the beginning of the hereafter. Like it or not, I've been in contact with the hereafter for as long as I can remember. It was never apart from me to begin with.

Sometimes it does strike my mind that, I've been striving so hard (konon2) for this such and such degree. But what if I die tomorrow. Where will my degree be? Where will my 4.0 be? Where will my promised well-paid job be? Where will my beautiful wife be? (oops..) The moment I breathe my last breath, it'll all be finished. An absolute "The End" to all my striving and struggles for the unseen future. And this is when I will have to resort to the good deeds I've done, if any. Had I made my youth an investment for the hereafter, alhamdulillah..but had I used up my youth in the pursuit of worldly pleasures, hoping that I can make it up when I hit old age, nauzubillah. Let's not get the wrong idea here. It's not that we cannot strive for our future..being students it's our primary responsibility even. In fact, we should be the best in our studies, or whatever fields we're in. But never let the urge to enjoy our youth get the better of our preparation for Akhirah. "A degree" is not certain and "the joy" doesn't last long, but "akhirah" is certain and it lasts forever. So lets not risk our akhirah for mere worldly offerings.

By sparing our times in seeking the knowledge of Deen, while others are enjoying their youth to the fullest, are we being deprived of our youth? Nope. Not at all. It appears as if we're missing out on what others are gaining but it's actually the opposite. From the viewpoint of Islam, "enjoying our youth" has got it's very own meaning. Youth is the most productive period throughout our entire lifetime, in which our energy and intelligence are at their peaks. When these are used for the sake of Islam, biiznillah, Deen will spread within and without. Nothing beats the blessing of being able to spend our youth in the worship of Allah swt. Of course this comes from His guidance in the first place. So never regret the times we have given for the Deen, for they will come back to us as a relief, a glad tiding. And watch out for the things we do out of desires, for they may come back to us as a regret.

Once Imam Abu Hanifah rah. was giving advice to his student, Imam Abu Yusuf rah. He said that in your youth you should spend your time in seeking Islamic knowledge, and thereafter seek a job, and when you get enough money then you should get married. He has made spending our youth seem "simple", but on the contrary I am making my youth seem "complicated."

P/S: There are some (a lot actually) Islamic books in this house I've been wanting to read. But the fact that I never got around to it makes me angry at myself. Apparently I'm failing the "seeking Islamic knowledge" part. (-_-*)

ada apa dengan janggut?

Tiba-tiba rasa nak cerita pasal janggut. Dulu bila tengok orang berjanggut mesti rasa pelik, hairan, khuatir, dan apa-apa perasaan yang sewaktu dengannya. Bila dah berjanggut, orang selalu tanya, "Kenapa kena simpan janggut?" "Kalau tak simpan tak boleh ke?" Hm..macam mana nak jawab tu. Aku tidak mahu menyentuh masalah hukum, kerana aku bukanlah seorang 'alim yang boleh mengeluarkan hukum. Jadi mari kita lihat ini dari sisi yang lain. Inilah iman. Inilah yakin. Umat hari ini telah hilang keyakinan dengan sunnah. Telah hilang cinta kepada sunnah. Sedangkan hanya dengan mengikuti sunnah-sunnah Baginda saw sahajalah kejayaan dunia dan akhirat dapat diperoleh. Sekecil mana pun sunnah, di dalamnya ada kejayaan.

Allah swt tidak meletakkan "Muhammadurrasullullah" selepas "Lailahaillallah" sebagai perhiasan, kerana suka-suka. Ada maksud yang perlu difaham disebalik ini. Baginda saw ialah manusia yang paling dicintai Allah, kekasih Allah. Jadi, jika kita melakukan sesuatu yang dilakukan oleh kekasih Allah, apakah yang akan kita peroleh? Baginda tidak melakukan sesuatu mengikut nafsu, segala yang baginda lakukan datangnya daripada Allah, untuk mendapat redha Allah. Jadi wajarkan soalan "Kenapa?" di sini? Kita terlalu banyak berdalih bila berbicara soal agama. Apabila sesuatu itu datang daripada Allah dan Rasul-Nya, kita tidak tanya "Kenapa?" tetapi kita dengar dan taat. Inilah sifat para sahabat yang perlu kita usahakan dalam diri kita insyaallah. Jadi, sejauh mana kita dapat bawa sunnah dalam hidup, sejauh itulah bantuan Allah swt akan datang dalam kehidupan kita. Hari ini kerana jahil, kita remehkan sunnah. Kerana jahil, kita kata sunnah dah tak relevan, tak praktikal. Nauzubillah min zalik.

Betul, dakwah adalah cinta. Melalui dakwah aku bercinta. Bercinta dengan ayat-ayat Allah, bercinta dengan sunnah-sunnah Rasulullah. Di medan ini aku menyuburkan cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Bila hati dah cinta, segala daya dicurah untuk menyuburkan cinta. Segala susah sanggup ditempuh. Tak kisah jika yang lain membenci, asalkan yang dicinta mencintai. (Wah2..) Bila iman dah diusahakan, barulah nampak indahnya sunnah, bukan dengan mata tapi dengan hati. Kalau dulu gelisah sebab janggut kelihatan sekarang gelisah sebab janggut tak panjang-panjang. Siap jeles lagi tengok orang-orang lain yang berjanggut lebat tu. Bila iman diusahakan, datangnya kemanisan 'amal. Macam mana kemanisan 'amal tu? Tak boleh nak digambar dengan kata-kata, hanya boleh dirasa. Durian tu sedap. Sedap macam mana? Ntah. Kena la rasa sendiri. Bila yakin (iman) atas sunnah diusahakan, akan timbul rasa seronok untuk amal sunnah. Tak perlu suruh pun akan buat. Kerana iman menolak kepada amal. Adakah kita perlu disuruh, dipaksa untuk membuat orang yang dicinta gembira?

Tanda kecintaan kepada Rasulullah saw bukanlah dengan membawa sepanduk dan berdemonstrasi di jalan bila baginda dihina di dada-dada media. Wallahi. Baginda sudah puas merasa segala jenis hinaan dan cacian. Dan hinaan dan cacian kini tidaklah lebih hebat daripada apa yang Baginda rasakan sendiri. Baginda tidak akan sedih jika seluruh musyrikin menghina dan mencaci baginda, sesedih jika umat Islam yang mendakwa beriman kepada baginda itu sendiri yang meninggalkan baginda, tidak mahu beramal dengan sunnah baginda, malah memperlekeh sunnah baginda. Tanda kecintaan kepada Rasulullah adalah dengan menghidupkan sunnah-sunnah baginda. Dan yang terbesar antara sunnah-sunnah itu adalah dakwah illallah, yang kerananya Baginda dihantar ke muka bumi ini. Apabila kita ambil dakwah, yang lain akan datang dalam diri kita sedikit demi sedikit insyaallah.

Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku: "Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu!" Kemudian beliau menyambung pula: "Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga!" (Tarmidzi) Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid." (Riwayat Baihaqi) Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu katanya: "Baginya pahala orang yang mati syahid." (At-Targhib Wat-Tarhib 1: 44)

Wallahua'lam

p/s: Semoga Allah swt memberi kita kekuatan untuk belajar-belajar amalkan sunnah. Say ameen! =)

so much for kicking back

Well here I am on the very last weekend of my holidays. Hm..this one-week break has been nothing but a disappointment. Hours and hours spent on PS3, watching anime, and other unproductive activities that at the end of the day I'd regret doing. I could not get a single thing done from my work list. Wait, I don't even have a work list to begin with. Great. That's it then. So much for a wonderful break I guess. And yet here I think I can make these last days count. How? Lets see. Oh, I can at least get my brain ready for the kick-off, or clean up my room, or get my laundry beautifully done. Of course I need to also reset my biological clock to default since my circadian rhythm has gone haywire now. My system can no longer tell if it is daytime or nighttime. Well what else would you expect from a prolonged period of sleep deprivation? As a result, I ended up being nocturnal.

Come to think of it, it seems that my whole life has been reduced to an awful period of laxity. Days and nights passed by in waste. This is certainly not the state one would want to die in. Rasulullah saw once said in a hadith, more or less the meaning;

"The dwellers of Jannah will not regret anything except the time they spent in this world without the dzikir (remembrance) of Allah swt."

Looking at this, I can't help wondering how much the dwellers of Hellfire will regret on this Day. And thinking how much time I've wasted so far simply increases the intensity. Only on that day will we realize how precious a single second in this world is. Believe it, on the hereafter scale even half a second of this world counts a lot. Well, of course we all want to improve for the better. I always wanted to occupy my time to the maximum. But to do this we need strength, and this strength comes from iman. And definitely my iman still hasn't reached the level at which I can significantly avoid the irrelevant. So until then I need to work on my iman even more, and you guys too insyaallah. =)

Wallahua'lam

my hijab, your hijab, our hijab

Assalamualaikum. Hm..let's share knowledge this time. The following writing will somewhat clarify the blurred understanding about the boundaries (hijab) between men and women in Islam;

Antara Batas-batas Pergaulan Lelaki dan Perempuan:

1) Menahan pandangan dari kedua belah pihak. Ertinya, tidak boleh melihat aurat, tidak boleh memandang dengan syahwat, tidak berlama-lama memandang tanpa ada keperluan. Allah swt berfirman; "Katakanlah kepada orag laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mere perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya..." (surah an-Nur; 30-31)

2) Pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan yang dituntunkan syara', yang menutup seluruh tubuh bada selain muka dan telapak tangan. Jangan tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan bentuk tubuh. Allah swt berfirman; "...dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya..." (surah an-Nur; 31) Diriwayatkan daripada beberapa sahabat r.hum bahawa perhiasan yang biasa tampak adalah muka dan tapak tangan. Allah swt berfirman mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan; "...yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu..." (surah al-Ahzab; 59) Dengan pakaian tersebut, dapat dibezakan antara wanita yang baik-baik dengan wanita nakal. Terhadap wanita yang baik-baik, tidak ada lelaki ayng suka mengganggunya, sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk menghormatinya.

3) Mematuhi adab-adab wanita muslimah dalam segala hal, terutama dalam pergaulannya dengan lelaki.

a) Dalam perkataan, harus menghindari perkataan yang merayu dan membangkitkan rangsangan. Allah swt berfirman; "...maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (surah al-Ahzab; 32)

b) Dalam berjalan, jangan memancing pandangan orang. Firman Allah swt; "...dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan..." (surah an-Nur; 31) Hendaklah mencontohi wanita yang dijelaskan oleh Allah swt dengan firman-Nya; "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan..." (surah al-Qashah; 25)

c) Dalam gerak, jangan berlengang-lenggok seperti yang disebut dalam hadith; "(Iaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan lelaki cenderung kepada kerosakan (kemaksiatan)" (HR Ahmad dan Muslim) Jangan sampai ber-tabarruj (menampakkan aurat) sebagaimana yang dilakukan wanita-wanita jahiliah dahulu ataupun jahiliah modern.

4) Menjaukan diri daripada bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang seharusnya dipakai di rumah, bukan di jalan dan di dalam pertemuan-pertemuan dengan kaum lelaki.

5) Jangan berduaan (lelaki dan perempuan) tanpa disertai mahram. Banyak ahadith sahih yang melarang hal ini seraya mengatakan, "Kerana yang ketiga adalah syaitan." Jangan berduaan sekalipun dengan kerabat suami atau isteri." Sehubungan dengan ini, terdapat hadith yang berbunyi; "Janganlah kamu masuk ke tempat wanita." Mereka (sahabat r.hum) bertanya, "Bagaimana dengan ipar wanita?" Baginda saw menjawab, "Ipar wanita itu membahayakan." (HR Bukhari) Maksudnya, berduaan dengan kerabat suami atau isteri dapat menyebabkan kebinasaan, kerana boleh terjadi mereka duduk berlama-lama hingga menimbulkan fitnah.

6) Pertemuan itu sebatas keperluan yang dikehendaki untuk bekerjasama, tidak berlebih-lebihan yang dapat mengeluarkan wanita daripada narui kewanitaannya, menimbulkan fitnah, atau melalaikannya daripada kewajiban sucinya mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak.

It is hard really nowadays to observe all these etiquette, as hardships of sticking with Islam in these trying times is like holding on to a burning coal. But, the rewards are tremendous for those who understand. May Allah swt give us the taufik to learn our Deen, & act upon our knowledge though gradually insyaAllah. =)

Wallahua'lam

Credit: kikidewee10